Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial
Pertentangan sosial dapat
diartikan sebagai suatu konflik yang terjadi pada masyarakat sehingga
kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama,
kelompok ideology tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas. Perbedaan
kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan
kepentingan.
Terdapat 3 elemen dasar
yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu :
- Terdapatnya dua atau lebih unit-unit
atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik.
- Unit-unit tersebut mempunyai
perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan,
masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
- Terdapatnya interaksi di antara
bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Selain ciri – ciri nya,
pertentangan sosial juga di tentukan dari berbagai factor diantaranya adalah :
- Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan
dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan
tersebut.
- Prasangka, Diskriminasi dan
Ethosentris
Prasangka dan
diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan,
perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dalam kaitan dengan dasar
kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Sedangkan
untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.
- Ketegangan dalam masyarakat
Ketegangan cenderung
menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian. ketegangan
dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota kelompok.
Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok.
Cara untuk pemecahan
masalah dari Pertentangan sosial ini adalah salah satunya yaitu harus ada
integrasi masyarakat yang kuat agar setiap lapisan masyarakat tidak saling
terpecah belah walaupun berbeda pendapat ataupun kepentingan.
Integrasi Masyarakat
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan
di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing.
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
· Pengendalian terhadap
konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
· Membuat suatu keseluruhan
dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Sedangkan yang disebut integrasi masyarakat adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan
satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial
senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
- Suatu
masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan)
di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
- Masyarakat
terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota
dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap
konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial
lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting
loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat
terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara
berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar
masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai,
norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
Bentuk Integrasi Masyarakat :
· Asimilasi, yaitu
pembauran Kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
· Akulturasi, yaitu
penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Faktor-Faktor Pendorong :
A. Faktor Infernal :
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
B. Faktor External :
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam
kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar
Syarat Berhasilnya Integrasi Masyarakat :
1. Untuk meningkatkan Integrasi Masyarakat, Maka
pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada
suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat
mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar